Pages

Pendidikan di Indonesia

     Saat ini menurut data dari BPS ada sekitar 63 juta jiwa yang berada pada usia sekolah, bisa dibayangkan jika seluruh 63 juta jiwa itu dapat bersekolah dan dididik dengan baik hal ini akan menjadi kekuatan sumber daya manusia pada beberapa tahun kedepan. Karena jika kita melihat peringkat Indeks Pengembangan Manusia di Indonesia saat ini, Indonesia berada di posisi 108 itu jauh  tertinggal dibawah negara-negara di Asia Tenggara seperti Singapura peringkat 27, Brunei 37, Malaysia 57, Thailand 92, dan Filipina 97. Dan menurut Menurut hasil survei  dari tahun 1997 sampai tahun 2007,   daya saing pendidikan Indonesia  pada tahun 1997 dari 49 negara yang diteliti Indonesia berada di urutan 39. Tahun 1999, dari 47 negara yang disurvei Indonesia berada pada urutan 46. Tahun 2002 dari 49 negara Indonesia berada pada urutan 47 .Tahun 2007 dari 55 negara yang disurvei, Indonesia menempati urutan ke 53.
Selain itu menurut The Asian-South Pacific Bureau of Adult Education and the Global Campaign for Education Dalam hal komitmen kepada pendidikan dasar, Indonesia hanya mampu menduduki rangking 10 dari 14 negara yang disurvei di kawasan Asia Pasifik;skor yang dicapai Indonesia hanya 42 dari 100 skor maksimal, atau mendapat angka E
  Sebagai perbandingan, Thailand dan Malaysia menduduki posisi puncak dengan nilai A, yang kemudian diikuti Srilanka dengan nilai B. Sedangkan Filipina, Cina, Vietnam, Bangladesh, Kampuchea, dan India mendapat nilai antara C dan F. Indonesia lebih baik hanya jika dibandingkan dengan Nepal, Papua Nugini, Kepulauan Salomon, dan Pakistan.
Ada apa dengan Indonesia? Pertanyaan itu muncul dibenak penulis, karena melihat begitu terpuruknya kondisi pendidikan di Indonesia, padahal pendidikan itu adalah hal yang sangat menunjang kemajuan bangsa di bidang yang lainnya seperti ekonomi, politik, sosial, dan lainnya. Dengan melihat kondisi bangsa yang seperti ini kankah kita mampu bersaing global? Apalagi sejak 1995 Indonesia telah menjadi Anggota WTO (World Trade Organiazation),  dan ikut meratifikasi semua perjanjian-perjanjian perdagangan multilateral. Dimana pada tahun 2005 itu Negara-Negara Anggota WTO  menandatangani General Agreement On Trade In Services (Gats) yang mengatur liberalisasi perdagangan 12 Sektor Jasa, antara Lain   teknologi informasi dan komunikasi,   pendidikan tinggi dan pendidikan selama hayat, serta jasa-jasa Lainnya. Dengan  demikian maka globalisasi dan internasionalisasi menjadi suatu keniscayaan
Lalu apa yang dapat kita lakukan untuk memperbaiki kondisi pendidikan di Indonesia ini, menurut penulis semua bisa  dimulai dari guru. Bagaimana guru saat ini harus mampu menanamkan kembali jati diri bangsa yang sudah perlahan hilang ini, dan harus mampu menyiapkan generasi penerus bangsa ini agar sanggup menerima perubahan global. Tentunya bukan untuk terbawa harus globalisasi tapi harus mampu mengarahkan arus globalisasi.
Indonesia memiliki banyak potensi untuk maju, Alloh swt telah memberikan karunia yang luar biasa bagi Indonesia, dan kita harus bersyukur bahwa Indonesia merupakan negara agraris, Indonesia merupakan negara maritim, Indonesia merupakan negara kaya akan sumber daya alam, selain itu pun Indonesia pun memiliki ratusan juta usia produktif berbeda halnya dengan negara-negara maju lainnya seperti Jepang yang saat ini sedang mengalami krisis usia produktif. Hal –hal tersebut  dapat menjadi kekuatan bagi Indonesia untuk bisa lebih maju lagi. Akan tetapi untuk memanage potensi-potensi sumberdaya alam itu harus ada perbaikan dari segi kualitas sumber daya manusia yang ada di Indonesia, dan perbaikan itu bisa dilakukan oleh seorang guru

Tidak ada komentar:

Posting Komentar