Pages

Saat di ruang 107, paviliun RS Sumedang


         Di ruang 107 paviliun RS Sumedang, kembali melihat seorang laki-laki yang kurus akan tetapi memiliki jiwa yang besar terbaring lemas, dengan selang oksigen yang masuk lewat rongga hidung, dan selang infus di tangan. Terdengar parau suaranya.


         Untuk kesekian kalinya masuk rumah sakit. dan kesekian kali nya juga disarankan  untuk berhenti bekerja untuk istirahat total dirumah, tapi beliau tidak mau. Mungkin karena rasa cintanya terhadap keluarga mengalahkan rasa sakitnya sehingga masih tetap memaksakan bekerja.


         Ya begitulah beliau menerjemahkan  makna cinta, tidak lewat kata-kata tapi lewat sikap dan tindakannya.
Saya masih ingat waktu sma dulu menjelang kelulusan. Beliau lah yang sibuk memilihkan perguruan tinggi, hingga perjalanan beliau sampai ke IPB. Melihat lihat kampusnya  dan mengharapkan anaknya masuk kesana. Alhamdulillah karena doanya saya masuk perguruan tinggi bukan di Bogor tapi di Bandung. Masuk jurusan manajemen di Universitas Pendidikan Indonesia.


         Begitulah seorang bapak terhadap anaknya, terkadang kita heran kenapa tindakannya seperti  ini kenapa tindakannya seperti itu. Mau maunya pergi jauh dari sumedang ke bogor  melihat lihat kampus, padahal belum tentu anaknya masuk kesana..hehe
         Begitulah seorang bapak biasanya memang sedikit berbicara, pintar menutup kelembutan hatinya sehingga yang kita lihat biasanya adalah saat marahnya.
Ya Rabb semoga sakitnya ini menguatkan iman dan takwa nya kepada Mu, dan menggugurkan dosa-dosanya..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar